DTC Netconnect logo

10 Langkah Membangun Infrastruktur Jaringan yang Aman di Era Digital

Data Center Solution

Mar 17, 2025

 

Infrastruktur jaringan yang aman telah menjadi kebutuhan vital dan penting di era digital saat ini. Dengan semakin meningkatnya ancaman siber seperti ransomware, phishing, dan serangan DDoS, perusahaan harus mengambil tindakan proaktif untuk melindungi data mereka. 

 

Kegagalan keamanan kecil dapat menyebabkan kebocoran informasi pribadi, kerugian keuangan, dan bahkan kehancuran reputasi perusahaan. Berikut adalah bagaimana cara membuat infrastruktur jaringan yang aman dan melindungi data.

1. Lakukan Audit Jaringan Secara Berkala

Langkah pertama untuk memastikan keamanan jaringan adalah dengan melakukan audit secara berkala. 

 

Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah keamanan, memeriksa konfigurasi perangkat, dan memastikan bahwa semua sistem berjalan sesuai dengan standar keamanan. Audit jaringan sebaiknya mencakup:

 

  • Pemeriksaan firewall dan sistem deteksi intrusi.

  • Review kebijakan akses pengguna.

  • Analisis log aktivitas jaringan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

 

Dengan melakukan audit secara rutin, Anda bisa menemukan potensi risiko sebelum dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Implementasikan Zero Trust Architecture

Salah satu pendekatan keamanan yang sedang naik daun adalah Zero Trust Architecture. Konsep ini didasarkan pada prinsip "jangan percaya siapapun, verifikasi semuanya". 

 

Artinya, setiap pengguna atau perangkat yang mencoba mengakses jaringan harus melalui proses autentikasi yang ketat, bahkan jika mereka sudah berada di dalam jaringan.

 

Beberapa langkah untuk menerapkan Zero Trust antara lain:

 

  • Segmentasi Jaringan

Bagi jaringan menjadi beberapa zona terpisah dengan akses terbatas. Misalnya, data finansial hanya bisa diakses oleh tim keuangan.

  • Multi-Factor Authentication (MFA)

Tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan meminta verifikasi tambahan seperti kode OTP atau sidik jari.

  • Privileged Access Management (PAM)

Batasi akses ke sistem kritis hanya untuk pengguna yang benar-benar membutuhkannya.

3. Perbarui Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Secara Rutin

Salah satu celah keamanan yang sering diabaikan adalah perangkat lunak atau perangkat keras yang sudah usang. Vendor biasanya merilis pembaruan (updates) dan patch untuk menutupi celah keamanan yang baru ditemukan. 

 

Jika tidak diperbarui, sistem Anda bisa menjadi sasaran empuk bagi hacker. Beberapa metode terbaik dalam hal ini adalah:

 

  • Aktifkan Pembaruan Otomatis

Pastikan semua perangkat lunak, termasuk sistem operasi dan aplikasi, diperbarui secara otomatis.

  • Ganti Perangkat yang Sudah Tidak Didukung

Jika vendor sudah tidak menyediakan pembaruan untuk perangkat tertentu, segera ganti dengan perangkat yang lebih baru.

  • Lakukan Pengetesan Sebelum Update

Pastikan pembaruan tidak menyebabkan masalah kompatibilitas dengan sistem yang sudah ada.

4. Gunakan Enkripsi untuk Data yang Sensitif

Salah satu metode yang paling efektif untuk melindungi data sensitif adalah enkripsi. Dengan enkripsi, data yang dikirim melalui jaringan atau disimpan di server akan diubah menjadi kode yang tidak bisa dibaca tanpa kunci dekripsi yang tepat. Beberapa jenis enkripsi yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut:

 

  • Enkripsi Data dalam Transit

Melindungi data yang dikirim melalui jaringan, seperti email atau file transfer.

  • Enkripsi Data saat Istirahat (At Rest)

Melindungi data yang disimpan di perangkat penyimpanan atau server.

5. Melatih Karyawan tentang Keamanan Siber

Tahukah Anda bahwa human error adalah salah satu penyebab utama kebocoran data? Faktanya, banyak serangan siber yang berhasil karena karyawan tidak aware terhadap ancaman seperti phising atau malware. 

 

Oleh karena itu, pelatihan keamanan siber untuk karyawan adalah langkah yang tidak boleh diabaikan. Beberapa topik yang bisa diajarkan dalam pelatihan ini meliputi:

 

  • Cara Mengenali Email Phising

Ajarkan karyawan untuk tidak mudah percaya pada email yang mencurigakan.

  • Praktik Password yang Aman

Gunakan password yang kuat dan jangan gunakan password yang sama untuk beberapa akun.

  • Prosedur Pelaporan Insiden

Pastikan karyawan tahu apa yang harus dilakukan jika mereka mencurigai adanya ancaman keamanan.

6. Gunakan Firewall dan Sistem Deteksi Intrusi

Untuk melindungi jaringan dari ancaman eksternal, firewall adalah garis pertahanan pertama. Firewall bekerja dengan memblokir akses yang tidak sah ke jaringan Anda. Namun, firewall saja tidak cukup. 

 

Anda juga perlu menggunakan sistem deteksi intrusi (IDS) dan sistem pencegahan intrusi (IPS) untuk memantau aktivitas jaringan dan mendeteksi serangan yang mungkin terlewat oleh firewall. Beberapa tips untuk mengoptimalkan penggunaan firewall dan IDS/IPS:

 

  • Konfigurasi yang Tepat

Pastikan firewall dan IDS/IPS dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan jaringan Anda.

  • Pemantauan Real-Time

Gunakan tools yang memungkinkan Anda memantau aktivitas jaringan secara real-time.

  • Respons Cepat

Jika sistem mendeteksi ancaman, pastikan tim keamanan bisa merespons dengan cepat.

7. Backup Data Secara Berkala

Meskipun sudah melakukan semua langkah di atas, tetap ada kemungkinan terjadi hal-hal di luar kendali, seperti serangan ransomware atau bencana alam.

 

Untuk mengantisipasi hal ini, backup data secara berkala adalah langkah yang wajib dilakukan. Beberapa praktik terbaik dalam hal backup data meliputi:

 

  • Gunakan Metode 3-2-1

Simpan tiga salinan data, di dua media yang berbeda, dan satu salinan di lokasi offsite.

  • Lakukan Backup Otomatis

Pastikan backup dilakukan secara otomatis dan terjadwal.

  • Uji Backup Secara Berkala

Pastikan data backup bisa dipulihkan dengan cepat jika diperlukan.

8. Monitor dan Analisis Log Jaringan

Log jaringan adalah catatan aktivitas yang terjadi di dalam jaringan, seperti akses pengguna, transfer data, dan upaya login. Dengan memantau dan menganalisis log ini, Anda bisa mendeteksi aktivitas mencurigakan yang mungkin mengindikasikan serangan siber. Beberapa tools yang bisa digunakan untuk memantau log jaringan antara lain:

 

  • SIEM (Security Information and Event Management)

Tools seperti Splunk atau IBM QRadar bisa membantu mengumpulkan dan menganalisis log dari berbagai sumber.

  • Analisis Perilaku Pengguna

Gunakan tools yang bisa mendeteksi perubahan perilaku pengguna, seperti akses yang tidak biasa atau aktivitas di luar jam kerja.

9. Siapkan Rencana Respon Insiden

Meskipun sudah melakukan semua langkah pencegahan, tetap ada kemungkinan terjadi insiden keamanan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki rencana respons insiden yang jelas. Rencana ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi serangan siber, seperti:

  • Isolasi Sistem yang Terinfeksi

Segera putuskan sistem yang terinfeksi dari jaringan untuk mencegah penyebaran.

  • Identifikasi Sumber Serangan

Cari tahu bagaimana serangan terjadi dan apa yang menjadi targetnya.

  • Pulihkan Data

Gunakan backup untuk memulihkan data yang hilang atau terenkripsi.

10. Kolaborasi dengan Ahli Keamanan Siber

Terakhir, jangan ragu untuk bekerja sama dengan ahli keamanan siber jika diperlukan. Mereka bisa membantu melakukan penilaian risiko, mengimplementasikan solusi keamanan, dan memberikan pelatihan untuk karyawan. 



Membangun infrastruktur jaringan yang aman bukanlah tugas yang mudah, tetapi ini adalah investasi yang sangat penting untuk melindungi data dan reputasi perusahaan.

 

Anda dapat mengurangi kemungkinan serangan siber dengan mengikuti praktik terbaik seperti audit berkala, enkripsi data, pelatihan karyawan, dan backup rutin. Ingatlah bahwa keamanan siber adalah proses yang terus berlanjut.

 

Selalu memastikan bahwa jaringan perusahaan tetap aman dan data terlindungi dengan baik dengan terus memeriksa ancaman terbaru dan meningkatkan sistem keamanan Anda sesuai kebutuhan.