DTC Netconnect logo

Menyusun Infrastruktur Listrik Data Center yang Redundan dan Efisien

Data Center Solution

Aug 13, 2025

Daya: Denyut Nadi Data Center Modern

Jika data adalah darah yang mengalir di dalam tubuh digital dunia, maka listrik adalah denyut nadinya. Tanpa pasokan listrik yang stabil, server termahal sekalipun hanyalah tumpukan logam dan silikon yang tidak berguna. Di dalam data center, listrik bukan sekadar kebutuhan dasar—ia adalah fondasi dari semua aspek operasional.

Berbeda dengan gedung perkantoran atau pabrik, kebutuhan listrik di data center jauh lebih tinggi, lebih stabil, dan tidak boleh putus sedetik pun. Gangguan sekecil apapun, meski hanya sepersekian detik, bisa memutus koneksi ribuan aplikasi, merugikan bisnis, bahkan merusak reputasi operator data center. Karena itu, perencanaan infrastruktur listrik harus dilakukan dengan tingkat presisi yang hampir sempurna.


Mengapa Redundansi Itu Wajib

Di dunia data center, tidak ada ruang untuk kata “mungkin” dalam hal pasokan daya. Sistem harus dirancang dengan prinsip redundansi—yaitu memiliki cadangan yang siap bekerja jika sistem utama gagal. Dua model yang paling umum digunakan adalah N+1 dan 2N.

  • N+1 berarti memiliki satu unit cadangan untuk setiap komponen penting. Jika satu UPS rusak, cadangan akan langsung mengambil alih.

  • 2N berarti memiliki dua sistem daya terpisah yang sepenuhnya independen. Jika satu sistem mati total, sistem kedua dapat menanggung beban sepenuhnya.

Konsep ini memastikan bahwa bahkan ketika terjadi gangguan pada salah satu jalur, operasional data center tetap berjalan tanpa hambatan.


Peran Switchgear: Pengatur Jalur Daya

Di balik pintu besi tebal dan ruangan berpendingin khusus, terdapat perangkat besar bernama switchgear. Inilah pusat kendali distribusi listrik di data center. Switchgear bertugas mengarahkan, mengamankan, dan mengatur aliran daya dari sumber utama maupun generator cadangan.

Switchgear modern dilengkapi sistem monitoring real-time. Jika terdeteksi adanya anomali tegangan atau arus, sistem akan segera mengisolasi masalah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dalam data center kelas dunia, switchgear juga terintegrasi dengan sistem otomasi, sehingga transisi ke sumber daya cadangan dapat dilakukan dalam hitungan milidetik.


UPS: Penjaga Tegangan Stabil

Bayangkan Anda sedang menonton film di rumah, lalu listrik padam mendadak—film terhenti, dan perangkat elektronik Anda mungkin rusak. Di data center, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Di sinilah UPS (Uninterruptible Power Supply)berperan.

UPS menjaga agar tegangan tetap stabil dan memberikan daya sementara ketika sumber listrik utama terputus, sampai generator cadangan aktif. Teknologi UPS telah berkembang pesat, dari model offline sederhana menjadi sistem double conversion yang mampu menyaring noise listrik dan melindungi perangkat sensitif dari lonjakan tegangan.

Data center besar biasanya menggunakan konfigurasi UPS modular, yang memudahkan penambahan kapasitas atau penggantian modul tanpa mematikan seluruh sistem.


Baterai: Sumber Energi Darurat

UPS tidak akan berarti tanpa baterai yang menyimpan energi cadangan. Dalam data center, baterai dirancang untuk memberikan daya hanya dalam jangka waktu singkat—cukup lama hingga generator diesel mulai beroperasi penuh.

Baterai yang digunakan bukan sembarang baterai. Banyak operator memilih baterai Lithium-ion karena memiliki umur pakai lebih panjang, kepadatan energi lebih tinggi, dan memerlukan perawatan lebih sedikit dibandingkan baterai timbal-asam (VRLA). Sistem monitoring canggih memastikan setiap sel baterai berada pada kondisi optimal, karena kegagalan satu sel saja dapat memengaruhi seluruh rangkaian.


Efisiensi Energi dan PUE

Selain keandalan, efisiensi energi juga menjadi prioritas. Salah satu metrik yang digunakan adalah PUE (Power Usage Effectiveness). PUE mengukur seberapa efisien data center menggunakan listrik—apakah sebagian besar listrik benar-benar dipakai untuk mengoperasikan peralatan IT, atau justru terbuang untuk pendinginan dan sistem pendukung lainnya.

Data center modern menargetkan PUE mendekati 1,0. Ini berarti hampir semua daya digunakan langsung oleh perangkat IT. Pencapaian ini dimungkinkan dengan desain distribusi daya yang cermat, penggunaan peralatan berstandar tinggi, dan penerapan teknologi hemat energi.


Integrasi dengan Sistem Monitoring

Semua komponen listrik di data center—mulai dari switchgear, UPS, hingga baterai—terhubung ke sistem monitoring terpusat. Sistem ini memberikan gambaran real-time tentang status daya, beban, suhu, dan kesehatan komponen.

Di era modern, monitoring ini semakin cerdas berkat integrasi IoT dan AI. Sistem dapat memprediksi kapan sebuah komponen berisiko mengalami kegagalan, sehingga tim teknis dapat melakukan perawatan sebelum masalah terjadi. Pendekatan proaktif ini bukan hanya menghemat biaya, tetapi juga mencegah downtime.


Tantangan dalam Menyusun Infrastruktur Listrik

Merancang sistem kelistrikan untuk data center bukan pekerjaan sederhana. Tantangan yang sering dihadapi meliputi:

  • Menyediakan kapasitas daya yang cukup untuk beban IT yang terus bertambah.

  • Mengatur distribusi daya di fasilitas bertingkat tanpa kehilangan efisiensi.

  • Menjaga kestabilan tegangan di tengah fluktuasi pasokan listrik dari jaringan umum.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, perencanaan harus melibatkan insinyur listrik berpengalaman dan menggunakan komponen berkualitas tinggi. Salah satu kesalahan yang mahal adalah mengabaikan masa depan—membangun hanya sesuai kebutuhan hari ini tanpa memikirkan ekspansi esok hari.


Mempersiapkan Masa Depan dengan Desain Fleksibel

Kunci keberhasilan infrastruktur listrik bukan hanya pada ketangguhannya, tetapi juga pada fleksibilitasnya. Data center dengan desain modular dapat menambah kapasitas daya secara bertahap sesuai kebutuhan. Ini menghindari investasi awal yang terlalu besar sekaligus memastikan fasilitas siap melayani lonjakan permintaan kapan saja.

Beberapa produsen, seperti DTC Netconnect dengan seri DTC Smart Series, merancang sistem distribusi daya yang mudah diintegrasikan dengan modul baru tanpa mengganggu operasional yang sedang berjalan. Pendekatan ini sangat berharga di dunia di mana kebutuhan kapasitas bisa berubah secara drastis dalam waktu singkat.


Kesimpulan

Infrastruktur listrik adalah jantung dari sebuah data center. Dari switchgear yang mengatur distribusi daya, UPS yang menjaga tegangan stabil, hingga baterai yang menjadi benteng terakhir, semuanya bekerja dalam harmoni untuk satu tujuan: memastikan operasional tidak pernah berhenti.

Dengan desain yang mengutamakan redundansi, efisiensi energi, dan fleksibilitas ekspansi, data center dapat memberikan layanan dengan uptime mendekati 100 persen. Dan pada akhirnya, kesuksesan sebuah data center tidak hanya diukur dari kecanggihan teknologinya, tetapi juga dari seberapa kuat denyut nadinya bertahan menghadapi ujian waktu.