DTC Netconnect logo

Ambisi Elite Teknologi Global dalam Membangun Data Center Raksasa Di Dunia, untuk Apa?

Data Center Solution

Jul 21, 2025

 

Bukan Sekadar Server—Ini Soal Kekuasaan Digital

Saat dunia bergerak semakin cepat menuju digitalisasi total, para elite teknologi global seperti Amazon, Google, Meta, dan Microsoft berlomba membangun infrastruktur paling strategis abad ini: data center. Apa yang tampak seperti gedung server dan pendingin raksasa, sejatinya adalah benteng kekuasaan informasi. Ambisi mereka bukan hanya menyimpan data, melainkan menciptakan kontrol atas ekonomi digital, kecerdasan buatan, hingga geopolitik energi. Artikel ini menelisik lebih dalam apa motif besar di balik investasi miliaran dolar dalam proyek data center oleh para elite teknologi global.

Babak Baru dalam Infrastruktur Global

Elite teknologi seperti Jeff Bezos, Sundar Pichai, Mark Zuckerberg, dan Satya Nadella memimpin proyek besar membangun data center bukan sekadar sebagai kebutuhan infrastruktur, tetapi sebagai instrumen dominasi global. Amazon Web Services (AWS) misalnya, menggelontorkan lebih dari $35 miliar untuk ekspansi data center di Virginia. Microsoft mengumumkan investasi puluhan miliar dolar untuk membangun zona cloud dan fasilitas AI-ready di Jerman, Jepang, dan Indonesia.

Motivasi mereka bukan hanya untuk melayani kebutuhan pelanggan, tetapi memperkuat posisi mereka sebagai otoritas utama dalam aliran informasi global. Siapa yang mengendalikan data, mengendalikan masa depan.

Perang Dingin Baru: Data sebagai Komoditas Strategis

Dalam lanskap geopolitik modern, data telah menggantikan minyak sebagai komoditas strategis. Data center menjadi infrastruktur vital layaknya pelabuhan, bandara, dan pipa minyak pada abad lalu. Oleh karena itu, proyek pembangunan data center tidak lagi bersifat bisnis biasa, melainkan agenda strategis nasional dan korporat.

Contohnya, Google membangun pusat data ramah lingkungan di Finlandia yang disokong oleh energi terbarukan. Di sisi lain, Meta merencanakan hyperscale data center di Spanyol sebagai hub Eropa untuk ekosistem metaverse-nya. Ambisi elite teknologi global membangun data center kini menyatu dengan arah kebijakan luar negeri, energi, dan pengaruh budaya digital.

Kepemilikan dan Kedaulatan Digital

Elite teknologi secara agresif menanamkan investasi pada kawasan strategis seperti Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa Timur—wilayah yang masih mencari bentuk dalam sistem kedaulatan digital mereka. Data center menjadi kuda troya. Dengan dalih pembangunan ekonomi digital, elite teknologi membawa serta kontrol atas platform, infrastruktur, dan bahkan kebijakan data lokal.

Amazon membangun region cloud di Indonesia, membawa janji transformasi digital namun juga kekhawatiran atas kedaulatan data. Di sinilah letak ambisi tersembunyi: kontrol atas data sama dengan kontrol atas pemerintahan, perdagangan, bahkan opini publik.

Dampak Lingkungan dan Kebutuhan Energi yang Luar Biasa

Pembangunan data center global tidak lepas dari persoalan lingkungan. Data center membutuhkan energi dalam jumlah masif, terutama untuk sistem pendingin dan komputasi skala besar. Para elite teknologi global menyadari ini, dan menggunakan isu keberlanjutan sebagai alat diplomasi citra.

Microsoft menyatakan target menjadi “carbon negative” pada 2030 dan membangun data center dengan sumber daya terbarukan. Google mengklaim pusat datanya akan 100% bebas karbon. Namun apakah ini bentuk tanggung jawab lingkungan atau sekadar pencitraan untuk menutupi skala ambisi mereka yang sesungguhnya?

AI, Quantum, dan Masa Depan Teknologi di Tangan Segelintir Orang

Ambisi elite teknologi global membangun data center tidak berhenti pada penyimpanan data biasa. Mereka juga menyiapkan infrastruktur masa depan untuk era AI dan komputasi kuantum. Microsoft mengumumkan pembangunan fasilitas “AI Supercomputer” untuk mendukung model seperti ChatGPT. Amazon, melalui AWS Trainium, membangun pusat komputasi berbasis chip buatan sendiri untuk melatih model AI skala besar.

Dengan demikian, kontrol atas data center hari ini adalah investasi atas dominasi teknologi besok. Dan dominasi itu kini hanya dimiliki oleh segelintir korporasi global yang kendalinya sangat terpusat.

Saat Infrastruktur Menjadi Simbol Kekuasaan

Data center tidak lagi netral. Ia adalah simbol kekuasaan, pusat kontrol, dan medan pertempuran digital global. Ambisi elite teknologi global dalam membangun data center mencerminkan wajah baru kapitalisme digital: monopolistik, transnasional, dan tak terlihat. Dunia perlu menyadari bahwa di balik dinginnya server dan gemuruh mesin pendingin, tersimpan narasi kekuasaan yang sedang ditulis oleh para penguasa teknologi.